Selasa, 16 Juli 2013

Kompas

Kompas adalah alat yang berfungsi untuk menunjukkan arah mata angin. Dan bagi para petualang, haruslah mengetahui dengan benar tentang kompas dan kinerjanya. Bahwasannya, dengan mengetahui dan bisa membaca peta dengan arah kompas, maka kemungkinan akan tersesat menjadi semakin kecil. Penting sebenarnya bagi penggiat alam bebas, tetapi banyak yang belum menggunakannya.
Bagian – bagian penting dari Kompas :
1. Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata angin.
2. Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran.
3. Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas.
4. Jarum Penunjuk adalah alat yang menunjuk Utara Magnet.
5. Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapat diputar.
6. Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat membidik.


Cara Mempergunakan Kompas :
1. Letakkan Kompas di atas permukaan yang datar, setelah jarum Kompas tidak bergerak maka jarum tersebut dan menunjukkan ARAH UTARA MAGNET
2. Bidik sasaran melalui Visir, melalui celah pada, kaca pembesar, setelah itu miringkan kaca pembesar kira – kira bersudut 50o dengan kaca dial.
Kaca pembesar tersebut berfungsi sebagai :
a. Membidik ke arah Visir, membidik sasaran.
b. Mengintai derajat Kompas pada Dial.
3. Apabila Visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca pembesar, luruskan garis yang terdapat pada tutup Dial ke arah Visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah terlihat melalui kaca pembesar
4. Apabila sasaran bidik 30o maka bidiklah ke arah 30o. Sebelum menuju sasaran, tetapkan terlebih dahulu Titik sasaran sepanjang jalur 30o. Carilah sebuah benda yang menonjol / tinggi diantara benda lain disekitarnya, sebab route ke 30o tidak selalu datar atau kering, kadang-kadang berbencah-bencah. Ditempat itu kita Melambung ( keluar dari route ) dengan tidak kehilangan jalur menuju 30 derajat.
5. Sebelum bergerak ke arah sasaran bidik, perlu ditetapkan terlebih dahulu Sasaran Balik (Back Azimuth atau Back Reading ) agar kita dapat kembali kepangkalan apabila tersesat dalam perjalanan.
Cara melihat Kompas dan membidik sasaran
Rumus Back Azimuth / Back Reading
1. Apabila sasaran kurang dari 180 derajat = ditambah 180 derajat
0 derajat – 180 derajat = X + 180 derajat
2. Apabila sasaran lebih dari 180 derajat = dikurang 180 derajat
180 derajat – 360 derajat = X – 180 derajat
Contoh :
30 derajat sasaran baliknya adalah 30 derajat + 180 derajat = 210 derajat
240 derajat sasaran baliknya adalah 240 derajat – 180 derajat = 60 derajat
Mata Angin
U = Utara : 0° atau 360°
TL = Timur Laut : 45°
T = Timur : 90°
TG = Tenggara : 135°
S = Selatan : 180°
BD = Barat Daya : 225°
B = Barat : 270°
BL = Barat laut : 315°
MENENTUKAN ARAH MATA ANGIN
Menentukan arah mata angin ( Utara Magnet ) dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan tanpa menggunakan kompas, antara lain :
1. Makam / kuburan orang Islam.
2. Tempat ibadah ( Masjid / Musholah ).
3. Terbitnya matahari / bulan.
4. Lumut pada pohon. ( sebelah kiri dan kanan batang pohon )
5. Pucuk / ujung daun pada pohon.
6. Silet.
7. dll.

cara menaksir dengan kompas
Cara Menggunakan Kompas
1.Letakkan kompas anda di atas permukaan yang datar. setelah jarum kompas tidak bergerak lagi, maka jarum tersebut menunjuk ke arah utara magnet.
2.Bidik sasaran melalui visir dengan kaca pembesar. Miringkan sedikit letak kaca pembesar, kira-kira 50 di mana berfungsi untuk membidik ke arah visir dan mengintai angka pada dial.
3.Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dari kaca pembesar, luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah dilihat melalui kaca pembesar.

Menaksir Tinggi

Melakukan Penaksiran Tinggi Dengan Metode Perbandingan Segitiga

Dalam menaksir tinggi terdapat berbagai cara dan metode seperti metode menaksir tinggi dengan menggunakan bantuan bayangan, metode segitiga siku-siku (45 derajat), dan lain sebagainya. Pada kesempatan ini kita akan mempelajari menaksir tinggi dengan menggunakan metode perbandingan segitiga. Metode ini memanfaatkan teori kesebangunan segitiga. Dengan menggunakan metode menaksir ini, hasil yang didapat akan lebih akurat serta memudahkan dalan verifikasi ulang ataupun pengecekan kembali (termasuk penilaian) karena menggunakan rumus yang sistematis.
Namun menaksir tinggi dengan menggunakan metode perbandingan segitiga ini hanya bisa dilakukan jika kondisi tanah di sekitar obyek yang ditaksir dalam kondisi datar. Jika kontur tanah miring harus menggunakan metode yang lain karena hasilnya dipastikan tidak akan akurat.
Diumpamakan sedang menaksir tinggi sebuah pohon. Untuk mempermudah penjelasan, perhatikan gambar berikut:
menaksir-tinggi
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
  1. Ukurlah dengan menggunakan tongkat pramuka (biasanya berukuran 160 cm) dari pangkal pohon ke sebelah samping. Panjang ukuran terserah, menyesuaikan dengan kondisi medan. Dalam kasus ini seumpama diukur sebanyak 5 tongkat yang berarti sejauh 800 cm atau 8 meter (160 x 4 = 640). Tandai sebagai titik “B”.
  2. Di titik “B” tersebut dirikan tongkat pramuka secara tegak lurus.
  3. Intailah dari seberang titik “C” ke puncak pohon yang ditaksir tingginya (titik “D”) melalui ujung atas tongkat (titik “E”) sehingga antara titik A, E, dan D membentuk garis lurus.
  4. Agar tercipta garis lurus rubah atau geser maju dan mundur titik pengintaian (titik A).
  5. Jika telah terbentuk garis lurus antara titik A, E, dan D, ukurlah jarak antara titik “B” dan “A”. Seumpama hasil pengukuran jarak AB adalah 190 cm.
Setelah semua langkah pengukuran dan pengintaian tersebut di atas dilakukan sekarang saatnya melakukan penghitungan dengan menggunakan rumus perbandingan segitiga sebagai berikut: CD = BE X (AB + BC) : AB. Tulislah dalam selembar kertas dilengkapi dengan sketsa penaksiran. Lebih jelasnya seperti ini:
menaksir-tinggi-2
  Diketahui : BE
AB
BC
=
=
=
160 cm (tongkat pramuka)
190 cm
640 cm
  Ditanya : CD = Tinggi Pohon?
  Jawab : CD = BE X (AB + BC) : AB160 X (190 + 640) : 190
160 X 830 : 190
132.800 : 190
698,9474 cm

dibulatkan menjadi 699 cm atau 6,9 meter
Jadi tinggi pohon adalah 6,9 meter
Dari hasil penaksiran tersebut kita dapatkan hasil kira-kira tinggi pohon adalah 699 cm atau 6,9 meter (1 meter = 100 cm, berarti 699 dibagi 100 = 6,99). Yang perlu diperhatikan agar dalam melakukan penaksiran tinggi mendapatkan hasil yang paling akurat adalah:
  1. Saat melakukan pengintaian, posisi mata harus sedekat mungkin dengan tanah. Untuk itu sentuhkan kepala ke tanah dan pejamkan mata yang sebelah atas sehingga pengintaian (pembidikan) menggunakan satu mata yang terdekat dengan tanah.
  2. Posisi tongkat (BE) saat pembidikan harus benar-benar tegak lurus dengan tanah jangan miring.
Pada langkah-langkah di atas posisi titik BE tidak berubah. Jika pengintaian belum menghasilkan garis “AED” yang lurus, lokasi pengintaian (titik A) yang diubah maju atau mundur. Bagi beberapa pramuka ada yang memilih titik A (lokasi pengintaian) sebagai titik statis statis yang tidak berubah-rubah lokasinya sebaliknya titik “BE” (tongkat) berubah maju mundur hingga pengintaian menghasilkan garis “AED” yang lurus. Jika memilih langkah yang demikian pengukuran titik AB dan BC dilakukan setelah pengintaian selesai.
Itulah langkah-langkah dan rumus menaksir tinggi dengan menggunakan metode perbandingan segitiga. Di samping membutuhkan ketelitian juga dibutuhkan kerja sama antar anggota regu agar proses penaksiran berjalan lancar dan hasilnya akurat.

Tali Temali

Simpul Laso
 
Kegunaan :
Menjerat Binatang Buas
Cara Pembuatan :
  • Buat sosok seperti pada gambar 1
  • Ujung b dimasukan melalui sosok O sehingga menjadi laso yang kita kehendaki
  • Supaya membuatnya lebih cepat, maka  ujung b lebih baik diatruh pada sosok O dahulu sebelum simpul dibuat.
    
Simpul Gulung



Kegunaan :
untuk diikatkan pada tali penarik agar orang lain dapat membantu menarik jika beban yang ditarik sangat berat dan tidak kuat ditarik oleh 1 orang.

Simpul Tiang Berganda



Kegunaan :
Mengangkat orang dari bawah ke atas atau sebaliknya yaitu menurunkan orang dari atas ke bawah.

Cara pembuatan :
  • Seperti membuat simpul tiang, hanya saja a dimasukkan dua kali ke dalam sosok, seperti terlihat pada gambar 1,2 dan 3
  • Gambar 4 : menunjukan gambar simpul tiang berganda yang telah selesai dibuat
  • Gambar 5 : cara penggunaan simpul tiang berganda untuk menaikan/menurunkan orang. 

Simpul Turki




Kegunaan :
Simpul ini dapat digunakan untuk menghias sa[u lidi dan juga jika dilepas dapat juga digunakan untuk cincin setangan leher.

Cara pembuatan :
  • Gambar 1 :Sisipkan  lingkaan sosok B ke bawah lingkaran sosok A sehingga berada di atasnya.
  • Gambar 2 : Masukan C kebawah B hingga dengan demikian akan tampak seperti yang terlihat pada gambar 2.
  • Gambar 3 : Akhirnya anyamkan C dan D menurut jalinan yang sudah dibuat, sehingga akan menjadi anyaman seperti tampak pada gambar 3. 

Teli Temali

Simpul Tambat
  
Guna : Menarik/menyerat balok
Cara pembuatan :
  • Gambar 1 :  Perhatikan permulaan pembuatan tali ini
  • Gambar 2 : ujung b belitkan beberapa kali pada badan tali
  • Gambar 3 : Tariklah a dan kemudian simpul yang telah jadi ditekan agar kuat.
Simpul Penarik
   
Cara Pembuatan :
Lihat gambar 1, pada bagian tali A masukkan kedalam lubang menurut arah panah, sehingga akhirnya akan tampak seperti pada gambar 2.
Cara Penggunaan :
Lihat gambar 3
Simpul Tarik
Kegunaan :
  • Mengikatkan tali pengikat binatang pada tiang/pohon dan mudah dilepaskan kembali.
  • Untuk turun ke jurang/lembah atau turun dari atas pohon.
Cara Pembuatan :
  • Buat sosok dan dekatkan pada tiang/pohon yang akan digunakan untuk ikatan.
  • Lingkarkan salah satu bagian tali (bagian yang panjang) dan bentuklah ikatan sosok seperti pada gambar 2 dan 3
  • Tariklah sosok tali agar menjadi kuat.
Simpul Hidup
Kegunaan : untuk mengikatkan tali pada tiang dan mudah dilepaskan kembali.

Senin, 15 Juli 2013

tali temali

Pengantar

  • Mudah dan sukarnya membuat simpul tergantung kepada macamnya simpul itu sendiri yang akan dibuat. Seorang Pramuka, harus mengetahui, bagaimana membuat simpul yang baik. Simpul yang baik akan kuat, tetapi mudah diuraikannya lagi. Sebaliknya simpul yang buruk akan mudah lepas, tidak kuat dan susah sekali diuraikan. 
  • Tali yang diperlukan untuk membuat simpul harus lemas dan tidak mudah putus. Bahan untuk tali yang seperti itu  harus yang baik, tahan panas dan hujan. Kain kurang baik untuk digunakan sebagai simpul. Tali yang baik bisa dibuat yang dibelah-belah sedemikian rupa dan baru kemudian dipilin.
  • Tali ijuk dan tali henap adalah tali yang tahan air. Tali yang baru sifatnya masih keras dan supaya menjadi lemas harus digosok-gosokan ke batang kayu dan supaya tahan lama gosoklah dengan lilin. Peliharalah talimu sebaik-baiknya. Simpanlah di tempat yang tertentu, sehingga mudah dicari jika diperlukan. 
  • Apabila tali basah secepatnya harus dikeringkan di panas rnatahari. Bawalah tali dengan cara yang mudah sekali dilepaskan dari gulungannya, sehingga jika sewaktu-waktu diperlukan mudah sekali dilepaskan. 
  • Bagi seorang Pramuka tali bukan untuk asesoris dan bergaya, namun tali harus bisa dimanfaatkan untuk beragam kegiatan, berkreasi dan mampu memanfaatkan secara optimal dengan cara pandai membuat simpul dan ikatan untuk memudahkan dalam  memenuhi kebutuhan kegiatan atau kehidupan sehari-hari.

Jenis-jenis Simpul
Gambar di bawah ini menunjukan beberapa jenis sambungan tali atau simpulan yaitu : 1. Pacung, 2. Sengkelit, 3. Sosok, 4. Simpul.


Simpul Ujung Tali :
Simpul ujung tali berguna agar pintalan tali tidak terlepas. Cara ara membuat simpul ujung tali tehapannya sbb :


Pertama
Pertama : tali A ditaruh sedemikian rupa. Belitkan tali B beberapa kali mengelilingi A


 

Selanjutnya kedua : bagian ujung b masukkan ke dalam sosok






Setelah langkah kedua bagian ujung  a ditarik sehingga b tertarik ke dalam belitan.



Terakhir,  ujung a dan b digunting, maka dengan demikian ujung atau pintalan tali tidak akan lepas/terurai sehingga tali menjadi awet.


Simpul Mati
Berguna untuk menyambung dua utas tali yang sama besarya. Tahapan pembuatan dan yang perlu diperhatikan dalam pembuatannya adalah sbb :




Perhatikanlah baik-baik letak kedua ujung a dan b.  Jika menaruhnya salah, maka simpul itu tidak akan memenuhi syarat dan dengan sendirinya tekanannya kurang kuat.

Simpul Anyam 
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besar. Cara pembuatannya, sbb :
Langkah pertama : buat sosok pada ujung tali, masukkan tali yang lebih kecil ke dalam sosok tersebut
Langkah kedua : belitkan tali kecil itu kepada sosok tersebut, kemudian sisipkan ke bawah badan tali itu sendiri
 Lengkah terakhir : tariklah tali yang kecil itu sedemikian rupa
Simpul Anyam Berganda
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali
yang tidak sama besar dan basah atau licin.
 
 
Caranya sepertinya menyambung simpul anyam,
tetapi belitannya 2 kali.

Sumber :
Buku,  Pedoman Kepramukaan, Kedai Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta,  1983
Buku, Tali Temali Seri Teknik Kepramukaan, Ki Samsu, Saltu Raya, Bandung, 1994

Macam-Macam Simpul Dan Kegunaannya

Macam-macam Simpul Anyaman dan Ikatan 1. Simpul Pangkal Gunanya: untuk mengikat tali pada kayu atau tiang atau untuk memulai suatu ikatan. Caranya: Belitkanlah tali itu seperti gambar. Belitkanlah ujung “a” pada tiang, sedangkan “a” sementara itu dipegang oleh jari tangan untuk memudahkan masuknya “a” 2. Simpul Mati Gunanya: Untuk menyambung dua (2) buah tali yang sama besar dan tidak licin (kering) Caranya: Perhatikan baik-baik kedua ujung tali “a” dan “b”. Ingat: apabila letak tali salah, maka simpul tersebut mudah lepas karena tekanannya kurang kuat.
3. Simpul Hidup Gunanya:
4. Simpul Tiang a. Tiang Tunggal Gunanya: Untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat maih dapat bergerak leluasa. Caranya: Buatlah sebuah sosok pada tali, masukkanlah ujung “a” ke dalam sosok itu, belitkanlah “a” kepada “A” dan masukkanlah ke dalam sosok itu menurut panah. b. Tiang Berganda Gunanya: Untuk mengangkat orang dari bawah ke atas atau sebaliknya Caranya: Seperti membuat simpul tiang, hanya “a” dimasukkan dua kali ke dalam sosok
5. Simpul Anyam a. Anyam Tunggal Gunanya: Untuk menyambung dua (2) buah tali yang tidak sama besar dalam keadaan kering (tidak licin) Caranya: Buatlah sosok pada ujung tali masukkanlah tali yang lebih kecil ke dalam sosok tersebut belitkanlah tali yang kecil itu kepada sosok tersebut dan sisipkanlah ke bawah badan tali itu sendiri, tariklah tali kecil itu. b. Anyam Ganda Gunanya: Untuk menyambung dua tali yang tidak sama besar dalam keadaan basah (licin) Caranya: Caranya menyambung sama dengan simpul anyam tunggal, tetapi belitannya dilakukan dua kali 6. Simpul Kembar a. Kembar Tunggal Gunanya: Untuk menyambung dua (2) buah tali yang sama besar dalam keadaan basah (licin) Caranya: Pada ujung tiap tali buatlah simpul biasa, kemudian tariklah “A dan B” sehingga simpul itu lekat melekat b. Kembar Ganda Gunanya: Gunanya simpul ini sama dengan simpul kembar unggal, hanya simpul ini lebih kuat dari pada simpul kembar tunggal Caranya: Untuk membuat simpul ini caranya sama dengan simpul kembar tunggal, hanya belitannya dilakukan dua kali 7. Simpul Erat Gunanya: Untuk memendekkan tali tanpa memotongnya Caranya: Belitkanlah “b” kepada “A” dan “a” kepada “B” dan lihat hasilnya pada gambar di samping. 8. Simpul Tambat Gunanya: Untuk menambatkan tali pada sesuatu benda dengan erat, tetapi mudah untuk melepaskannya kembali. Caranya: Gambar 1 jelas, gambar 2 ujung “b” belitkan beberapa kali kepada badan tali itu kemudian tarik “a” dan tekanlah simpulnya. Ikat tambat ini juga dapat digunakan untuk menyeret balok atau juga untuk memulai suatu ikatan. 9. Simpul Penarik Gunanya: Untuk menarik suatu benda yang cukup besar. Caranya: “A” masukkan ke dalam lubang menurut panah, sehingga terjadi seperti yang nampak pada gambar 2.
10. Simpu Kursi atau Erat Berganda Gunanya: Untuk menolong atau mengangkat orang atau benda dari bawah ke atas atau sebaliknya. Caranya: Dua sosok, Tarik “A” dan “B” menurut panah, sehingga terjadilah seperti gambar 2. “a” dan “b” belitkan masing-masing kepada “A” dan “B” seperti nampak pada gambar 3 dan lihat hasilnya. 11. Simpul Tarik Gunanya: Untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang, dan mudah untuk melepasnya lagi. Caranya: Pegang “A” (bukan ujungnya), masukkan ke “L” kemudian “a” dimasukkan ke dalam sosok yang terbuat oleh “A” di atas “L” dan apabila “a” ditarik maka simpul akan terlepas seluruhnya. 12. Simpul Laso Gunanya: Untuk menangkap binatang, makin ditarik makin kuat. Caranya: Buatlah simpul seoerti pada gambar pada sebuah ujung tali, kemudian ujung “A” dimasukkan melalui sosok “L” , supaya lebih cepat maka “A” itu lebih baik sudah ditaruh di sosok “L” waktu simpul itu mulai dibuat. 13. Simpul Turki Gunanya: Untuk mengikat sapu lidi, menghias tongkat dan bila dicabut dapat digunakan untuk cincin kayu setangan leher. Caranya: Sisipkan “B” ke bawah “A” hingga berada di atasnya setelah itu masukkan “C” ke bawah “B”, selanjutnya anyamkanlah “C” dan “D” menurut jalinan yang telah terjadi dan lihatlah hasilnya. 14. Simpul Ujung Tali Gunanya: Adalah agar pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas. Caranya: Tali “Z” ditaruh sedemikian rupa, letakkan ujung “a” sejajar tali “Z”, kemudian “a” belitkan beberapa kali pada “Z” masukkan ujung “b” ke dalam sosok “a”, tarik “a” sehingga “b” masuk ke dalam belitan. 15. Simpul Angka Delapan Gunanya: Untuk pengakhiran jerat, pada kegiatan di medan bisa digunakan untuk pengaman atau belay Caranya:
16. Simpul Jangkar Gunanya: Untuk mengikat pada tiang atau patok, mudah dilepas, kuat bila ditarik kedua talinya. Caranya:
17. Simpul Gulung Gunanya: untuk diikatkan pada tali penarik, sehingga orang lain dapat membantu menarik benda-benda yang berat
18. Ikatan Palang Gunanya: Untuk mengikat dua tiang Caranya: Mulai dengan simpul pangkal pada tiang “Z”, belitkanlah simpul tersebut “A” kepada “a”, belitkanlah “a” beberapa kali melalui tiang “Y” dan “Z”, setelah cukup banyak belitan yang mengikat tiang “Y” dan “Z” itu, belitan-belitan itu dibelit lagi oleh sisa “a” sehingga ikatan menjadi kuat. Dan akhiri ikatan itu dengan simpul pangkal. 19. Ikatan Silang Gunanya: Untuk mengikat dua tiang yang bersilangan. Caranya: Tiang yang bersilang itu pertama-tama diikat dengan simpul tambat, tambang pengikat kemudian dibelit-belitkan beberapa kali antyara siku-siku samping dan atas da akhirnya ikatan itu ditutup atau diakhiri dengan simpul pangkal. 20. Ikatan Canggah Gunanya: Untuk menyambung dua tiang atau untuk membuat canggah. Caranya: Mulai dengan simpul pangkal pada satu tiang, kemudian tali itu dibelitkan beberapa kali pada kedua tiang itu dan setelah belitan itu dibelitkan lagi dengan tali itu juga antara kedua tiang itu, dan diakhiri dengan simpul pangkal pada tiang yang lain  atau dengan menggunakan simpul ujung tali, dan terakhir diakhiri dengan simpul mati,  atau dengan menggunakan ikatan sambung silang, lihat gambar 3. 21. Ikatan Kaki Tiga Gunanya: Untuk membuat kaki tiga. Caranya: Taruhlah 3 buah tongkat seperti gambar di samping, buatlah simpul pangkal pada salah satu tongkat, anyamlah tali beberapa kali seperti gambar di samping lalu belitkan tali itu antara tongkat-tongkat supaya ikatan tercekik, dan akhiri ikatan itu dengan simpul pangkal pada tongkat tengah. 22. Ikatan usung 23. Ikatan Penegang Gunanya: Agar tali pengekang yang kendur menjadi tegang kembali. Caranya: Buatlah sebuah sosok pada tali yang kendur itu dan masukanlah sebatang dahan ke dalamnya. Putarlah dahan itu sehingga tali itu menjadi tegang, dan akhirnya ikatlah ujung dahan kepada tali itu

Peta Pita

Fungsi dan tujuan Pembuatan peta pita dalam pramuka adalah untuk menggambarkan keadaan perjalanan yang telah dilalui. Cara membuat Peta pita sangat gampang yaitu setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju.
Berikut adalah detil pembuatan peta pita sesuai dengan Pramukanet .
Siapkan alat dan bahan untuk membuat peta pita.
  1. Pensil Teknik 2B
  2. Penggaris panjang
  3. Kertas pita peta
  4. Kompas bidik
  5.  Meja kerja
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta pita :
A. Penentuan Skala.  Hal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan ditempuh selama melakukan perjalanan dengan kertas yang ada.
B.  Pembuatan Keterangan
    Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama melakukan perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah kanan, yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan penting atau suatu daerah yang mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah dilihat dan diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam bentuk gambar peta dan tulisan.
C.   Penulisan Arah Utara, Jarak, dan Waktu
   Arah utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan berdasarkan ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu bisa dilihat dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan.
Untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan contoh berikut
peta pita
Keterangan Gambar:
ket.gmb pitap

Sandi Pramuka

Sandi adalah sebuah kata dalam bahasa sansekerta yang kira-kira artinya adalah rahasia;menyembunyikan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata persandian yang berasal dari kata dasar sandi adalah rahasia atau kode; definisi sinonimnya dalam bahasa Inggris cryptography, yang berarti pengetahuan, studi, atau seni tentang tulisan rahasia.
Didalam ilmu kepramukaan kita mengenal Sandi Abjad, Sandi angka, Sandi Morse, Sandi jam, Sandi Kotak, dll. Berikut adalah macam-macam Sandi dalam Pramuka:

  • SANDI ABJAD / BALIK
Sandi Abjad/ Balik adalah sandi yang hurufnya dibaca dari arah belakang/terbalik.
CONTOH : GNATEP 40 ITAJ NDS AKUMARP
KUNCI : ZA A=Z Z=A
CONTOH : KIZNFPZ RMWLMVHRZ
ARTINYA : PRAMUKA INDONESIA
SANDI ABJAD / BALIK

Sandi Koordinat

  • SANDI ANGKA
Sandi Angka adalah Sandi yang memakai kode angka.
SANDI ANGKA
CONTOH : 3.0.18.0 3.0.17.12.0 15.17.0.12.20.10.0.
ARTINYA : D A S A D A R M A P R A M U K A.

  • SANDI MORSE
Sandi Morse adalah sandi yang memakai tanda titik dan strip. Sandi ini dipakai dengan alat Kepramukaan seperti peluit pramuka. Di bawah ini adalah kode Sandi Morse.
A = . –          J = . – – –     S = . . .
B = – . . .     K = – . –         T = -
C = – . – .     L = . – . .       U = . . -
D = . . .       M = – –           V = . . . -
E = .             N = – .           W = . – -
F = . . – .     O = – – –        X = – . . -
G = – – .      P = . – – .       Y = – . – -
H = . . . .     Q = – – . –      Z = – – . .
I = . .            R = . – .

  • SANDI SEMAPHORE
Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan bendera, dayung, batang, tangan kosong atau dengan sarung tangan. Informasi yang didapat dibaca melalui posisi bendera atau tangan. Namun kini yang umumnya digunakan adalah bendera, yang dinamakan bendera semaphore. Pengiriman sandi melalui bendera semaphore ini menggunakan dua bendera, yang masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Bentuk bendera yang persegi merupakan penggabungan dua buah segitiga sama kaki yang berbeda warna. Warna yang digunakan sebenarnya bisa bermacam-macam, namun yang lazim digunakan adalah warna merah dan kuning, dimana letak warna merah selalu berada dekat tangkai bendera. semaphore biasa diterapkan sebagai salah satu keahlian yang harus dimiliki dalam kegiatan pramuka.
Kode Semaphore:
SANDI SEMAPHORE

sandi Jam

sandi Tanggal

  • SANDI KOTAK
Sandi Kotak adalah Sandi yang memakai huruf/ abjad yang disusun di dalam kotak.
SANDI KOTAK

  • SANDI GAMBAR
SANDI GAMBAR

  • SANDI BRAILE
Huruf Braille adalah sejenis sistem tulisan sentuh yang digunakan oleh orang buta. Sistem ini diciptakan oleh seorang Perancis yang bernama Louis Braille yang buta disebabkan kebutaan waktu kecil. Ketika berusia 15 tahun, Braille membuat suatu tulisan tentara untuk memudahkan tentara untuk membaca ketika gelap. Dalam Pramuka, huruf baraille juga digunakan untuk sandi, yaitu Sandi Braille.
SANDI BRAILE

  • SANDI HELEN KELER
Sandi Helen Keller atau bahasa isyarat adalah cara berkomunikasi untuk para tuna rungu atau tuna wicara. Dalam Kepramukaan, bahasa isyarat pun digunakan yang biasa disebut Sandi Helen Keller.
SANDI HELEN KELER

Mengenal dan memilah sampah


Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Jenis-jenis sampah
Berdasarkan sumbernya
Sampah alam
Sampah manusia
Sampah konsumsi
Sampah nuklir
Sampah industri
Sampah pertambangan
Berdasarkan sifatnya
Sampah organik - dapat diurai (degradable)
Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;
Berdasarkan bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
·         Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
·         Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
·         Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
·         Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).
Konsep pengelolaan sampah
Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum, banyak-konsep yang digunakan adalah:
·         Hirarki Sampah - hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hirarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan limbah hirarki adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.
·         Perpanjangan tanggungjawab penghasil sampah / Extended Producer Responsibility (EPR).(EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup (termasuk akhir-of-pembuangan biaya hidup) ke dalam pasar harga produk. Tanggung jawab produser diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan / atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur.
prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari pembuangan

PERKEMBANGAN FISIK TUBUH PADA REMAJA

Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu usia 10-19 tahun, merupakan masa yang khusus dan penting karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa.
Masa remaja merupakan tahap yang sangat menantang dalam kehidupan anak. Kebanyakan remaja merasa bahwa mereka independen (mandiri) dan ingin mengambil semua keputusan sendiri, padahal mereka tidak yakin tentang diri mereka sendiri. Hal ini menyebabkan banyak kebingungan bagi mereka. Untuk mengatasi semua itu, perubahan fisik yang mereka alami kadang-kadang menyebabkan mereka stres dan kecemasan. Kebanyakan masalah remaja tumbuh dari kebingungan dan stress.
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik (organobiologik) secara cepat, yang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental emosional). Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang mengalaminya. Karena itu penting bagi remaja untuk mempelajari perubahan yang terjadi pada setiap tahap kehidupan remaja agar mampu menerima perubahan-perubahan yang terjadi pada tahap kehidupannya.
Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelumnya :

Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1992), antara lain :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.
f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.

Masa remaja dibagi menjadi 3 tahap, yaitu;
1. Masa remaja awal (10-12 tahun)
Ciri khas :
• Lebih dekat dengan teman sebaya
• Ingin bebas
• Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir abstrak
2. Masa remaja tengah (13-15 tahun)
Ciri Khas :
• Mencari identitas diri
• Timbulnya keinginan untuk memiliki teman dekat.
• Mempunyai rasa cinta mendalam
• Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak
3. Masa remaja akhir (16-19 tahun)
Perubahan Fisik Masa Remaja
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang cepat, termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks.
• Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki
• Terjadinya haid pada remaja perempuan (menarche)
2. Tanda-tanda seks sekunder
Remaja laki-laki
• Perubahan suara
• Tumbuhnya jakun
• Dada lebih besar
• Badan berotot
• Tumbuhnya kumis, cambang, rambut disekitar kemaluan dan ketiak.
Remaja Perempuan
• Pinggul melebar
• Pertumbuhan rahim
• Payudara membesar
• Tumbuhnya rambut diketiak dan sekitar kemaluan

Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remaja perlu diketahui para remaja agar dapat dijadikan acuan bagi masa berikutnya yaitu masa dewasa untuk dapat melewati masa-masa “penuh badai” tersebut dengan baik .
Adapun tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut:

Menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif.
Artinya seorang remaja bisa belajar menerima diri sendiri, bentuk tubuh, bentuk wajah, dll. Menggunakan tubuh secara efektif berarti juga harus bisa merawat dan menjaganya. Tidak melakukan perbuatan yang belum waktunya dilakukan seperti hubungan intim sebelum menikah. Mengapa? Karena remaja bisa terkena infeksi menular seksual atau terjadilah kehamilan yang tidak diinginkan. Selain itu, dampak psikologis yang ditimbulkan tidaklah sebentar, melainkan berkepanjangan.